Thursday, September 8, 2011

HIKMAH DIBALIK PUASA RAMADHAN

Allah SWT berfirman: “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini (langit dan bumi) dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka” (QS. Ali Imran : 191)

AYAT di atas itulah yang membuat orang mulai berpikir untuk mencari hikmah dan manfaat yang terkandung dalam setiap perintah maupun larangan Allah. Salah satu perintah-Nya yang saat ini tengah kita jalankan adalah ibadah puasa.

Tentu, ada hikmah yang tersembunyi dari kewajiban menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini, khususnya bagi orang-orang yang beriman. Hal ini seperti disebutkan di dalam firman Allah yaitu: “Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al Baqarah : 183)

Sudah barang tentu hikmah puasa tersebut sangat banyak, baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk kepentingan umat (masyarakat) pada umumnya. Di antara hikmah-hikmah tersebut yang terpenting dan mampu dijangkau oleh akal pikiran manusia sampai saat ini antara lain :

a. Memelihara kesehatan jasmani (Badaniyah)

Sudah menjadi kesepakatan para ahli medis, bahwa hampir semua penyakit bersumber pada makanan dan minuman yang mempengaruhi organ-organ pencernaan di dalam perut. Maka, dengan berpuasa organ-organ pencernaan di dalam perut yang selama ini terus bekerja, mencerna, dan mengolah makanan, untuk sementara diistirahatkan, mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari, selama satu bulan.

Dengan berpuasa, maka ibarat mesin, organ-organ pencernaan tersebut diservis dan dibersihkan, sehingga setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, Insya Allah menjadi lebih sehat, baik jasmani maupun rohani.

Hal ini memang sudah disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya yang diriwayatkan oleh Ibnu Suny dan Abu Nu’aim yaitu :

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda : “Berpuasalah maka kamu akan sehat” (HR. Ibnu Suny dan Abu Nu’aim)

Juga dalam hadits yang lain dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda :

“Bagi tiap-tiap sesuatu itu ada pembersihnya dan pembersih badan kasar (jasad) ialah puasa” (HR. Ibnu Majah)

Dalam penelitian ilmiah, kebenaran hadis ini terbukti antara lain :

1. Fasten Institute (Lembaga Puasa) di Jerman menggunakan puasa untuk menyembuhkan penyakit yang sudah tidak dapat diobati lagi oleh hasil penemuan ilmiah kedokteran. Metode ini juga dikenal dengan istilah “diet” yang berarti menahan / berpantang untuk makanan-makanan tertentu.

2. Dr. Abdul Aziz Ismail dalam bukunya yang berjudul “Al Islam wat Tibbul Hadits” menjelaskan bahwa puasa adalah obat dari bermacam-macam penyakit, di antaranya kencing manis (diabetes), darah tinggi, ginjal, dsb.

3. Dr. Alexis Carel seorang dokter internasional dan pernah memperoleh penghargaan nobel dalam bidang kedokteran menegaskan bahwa dengan berpuasa dapat membersihkan pernafasan.

4. Mac Fadon seorang dokter bangsa Amerika sukses mengobati pasiennya dengan anjuran berpuasa setelah gagal menggunakan obat-obat ilmiah.

b. Membersihkan Rohani dari Sifat-Sifat Hewani Kepada Sifat-Sifat Malaikat

Hal ini ditandai dengan kemampuan orang berpuasa untuk meninggalkan sifat-sifat hewani seperti makan, minum (di siang hari). Mampu menjaga panca indera dari perbuatan-perbuatan maksiat dan memusatkan pikiran dan perasaan untuk berzikir kepada Allah (Zikrullah).

Hal ini merupakan manifestasi (perwujudan) dari sifat-sifat malaikat, sebab malaikat merupakan makhluk yang paling dekat dengan Allah, selalu berzikir kepada Allah, selalu bersih, dan doanya selalu diterima.

Dengan demikian maka wajarlah bagi orang yang berpuasa mendapatkan fasilitas dari Allah, yaitu dipersamakan dengan malaikat. Hal ini diperkuat oleh sabda Rasulullah dalam salah satu haditsnya yang diriwayatkan oleh Turmudzi yaitu :

“Ada tiga golongan yang tidak ditolak doa mereka yaitu orang yang berpuasa sampai ia berbuka, kepala negara yang adil, dan orang yang teraniaya“(HR. Turmudzi).

Juga dalam hadits lain dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘As, Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya orang yang berpuasa diwaktu ia berbuka tersedia doa yang makbul” (HR. Ibnu Majah)

Disamping itu hikmah yang terpenting dari berpuasa adalah diampuni dosa oleh Allah SWT, sehingga jiwanya menjadi bersih dan akan dimasukkan ke dalam surga oleh Allah SWT. Hal ini diperkuat dengan hadits Nabi yaitu:

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda: “Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan perhitungannya (mengharapkan keridla’an Allah) maka diampunilah dosa-dosanya.” (HR. Bukhari)

Juga dari hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari yaitu: Dari Sahl r.a dari Nabi SAW beliau bersabda: “Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pintu yang disebut dengan Rayyan. Pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan masuk surga dari pintu itu. Tidak seorangpun masuk dari pintu itu selain mereka. (Mereka) dipanggil : Mana orang yang berpuasa ? Lalu mereka berdiri. Setelah mereka itu masuk, pintu segera dikunci, maka tidak seorangpun lagi yang dapat masuk.” (HR. Bukhari)

Dengan demikian maka dapatlah disimpulkan bahwa berpuasa membawa manfaat yang sangat besar bagi manusia baik sebagai makhluk pribadi maupun makhluk sosial.

Sehingga setelah seseorang selesai menjalankan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadhan diharapkan bisa menjadi lebih baik saat terlepas dari bulan ramadhan tersebut dan kita bisa menjadi insan yang bertaqwa setelah menjalankan puasa ramadhan sebagaimana yang Allah firmankan dalam surat Albaqoroh ayat 183
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa"

wallahua'lam bissawab.

0 comments:

Post a Comment