Saturday, March 24, 2012

muhasabah waktu

Jauh aku berjalan pulang dari mengerjakan tugas kuliahku, terdengar naungan adzan ashar memanggilku. saat ku mulai melangkahkan langkahku beranjak pergi seusai dari masjid ku melihat seorang anak balita sedang asiknya memainkan keranjang burung yang berukuran kecil miliknya. coba jika kita perhatikan dan kita mencoba flash back pada kehidupan kita mungkin dulunya kita seperti anak balita tadi yang lugu, lucu, dan belum mengerti apa - apa akan arti kehidupan. yang dipikirkan adalah kesenangan, dan bermain. seperti itulah kita dulu, namun jika kita lihat dari kehidupan sekarang yang sedang kita jalani maka apakah kita berfikir bahwa kita sudah masuk usia baligh dan kita sudah tak seperti anak kecil lagi. itu tandanya bahwa semua perbuatan baik ataupun buruk maka kita sendiri yang akan menanggungnya, celaka atau bahagia, sedih ataupun senang nantinya. namun yang kita resahkan dan yang kita sesalkan adalah betapa ruginya kita jika sampai saat ini hati kita masih belum terbuka dan selalu menolak akan datangnya hidayah yang menghampiri kita. kita akan berfikir untuk apa dan bagaimana dengan umur kita yang digunakan selama ini. Alloh berfirman:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al-‘Ashr:1-3).
Wal ’Ashri (demi masa). Ayat ini dimulai dengan sumpah Allah Swt dengan menyebut masa. Itu artinya, Allah memberikan peringatan kepada kita agar betul-betul, berhati-hati, menghadapi waktu ini. Bila kita tidak berhati-hati menghadapinya, waktu akan mencelakai kita. Bila kita berhati-hati menghadapinya, waktu akan menyelamatkan kita, tergantung bagaimana kita memamfaatkannya waktu.
Innal Insana (sesungguhnya manusia). Kalimat ini meliputi jenis manusia, baik manusia yang hidup 2000 tahu yang lalu maupun 2000 tahun yang akan datang; manusia yang hidup sekarang dipenjuru dunia. Semua manusia hakikatnya ciptaan Allah, diberi akal, diberi kalbu, diberi perasaan, dan diberi nikmat sehat.
Lafii husrin (benar-benar dalam kerugian). “Lam” di sini artinya “sungguh”. “Fii”= didalam. “Husrin” artinya kerugian atau tenggelam dalam kerugian.

Walaupun harta yang melimpah, ilmu pengetahuan yang luas, ataupun sebaliknya tetap terancam dengan kerugian, bila tidak mampu menjalankan aturan Allah yang diturunkan dalam Al-Qur’an dalam mendapatkan dan menggunakan harta itu.

Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah Saw menyebutkan ada tiga golongan manusia yang dipandang hebat oleh manusia, tapi masuk neraka.

Pertama, orang yang gagah, disebut pahlawan, pandai memainkan senjata, ahli berperang, tapi masuk neraka.

Kedua, orang yang suka menimbah ilmu, orang alim (orang berilmu), sangat pandai, tapi ia juga masuk neraka.

Ketiga, orang yang melimpah hartanya, orang dermawan, suka menolong, dan sering memberi sumbangan kepada manusia yang kekurangan, tapi ia pun masuk neraka.

Apa penyebabnya? Tiada lain karena perbuatan amal baiknya tidak mengharapkan keridaan Allah dan tidak ada keikhlasan sedikit pun, melainkan mengharapkan pujian dan sanjungan dari manusia. Inilah yang difirmankan Allah dalam QS. Ali Imron:91.

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.”

Kalau begitu, apa yang paling berharga pada diri setiap manusia? Tiada lain hanyalah iman yang ikhlas dan mengerjakan amal saleh.

Surat Al’-Ashr diakhir dengan ayat: “ Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.”

Inilah jalan untuk menghindari kerugian dalam hidup di dunia dan di akhirat: iman, amal saleh atau perbuatan baik, dan saling menasihati atau saling mengingatkan dalam hal menaanti kebenaran dan berlaku sabar. Wallahu a’lam.
jika ada kesalahan dalam penulisan maupun isi penulis mohon maaf, ada salahnya dari diri sendiri dan kebenaran datangnya hanya dari Alloh swt.
sama - sama belajar. sharing and sharing again. sampaikan walau satu ayat.

Penjelasan Q.S. Al Ashr dari :K.H. Saiful Islam Mubarok, Lc., M.Ag
@_aby

0 comments:

Post a Comment